BIJI SECANG |
Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti; namun telah sejak lama dibudidayakan orang di wilayah India, Asia Tenggara, Malesia, hingga Pasifik, terutama sebagai penghasil bahan pewarna dan juga bahan obat tradisional. Ia dikenal dengan berbagai nama, seperti seupeuĕng (Aceh); sepang (Gayo); sopang (Toba); sapang, cacang (Mink.); sĕpang, sĕcang (Btw.); sĕcang (Sd.); kayu secang, soga jawa (Jw.); kajo sècang (Md.); cang (Bl.); sĕpang (Sas.); supa, supang (Bm.); sapang (Mak.); sĕpang (Bug.); sèpè (Rote), sèpèl (Timor), hapé (Sawu), hong (Alor); sèfèn (Weda), sawala, singiang, sinyianga, hinianga (aneka dialek di Maluku Utara), sunyiha (Ternate), roro (Tidore); sema (Man.), naga, pasa, dolo (aneka dialek di Sulawesi Utara). Dalam bahasa asing dikenal sebagai sappanwood (Ingg.), dan suou (Jp.).
Kerabat dekatnya yang
berasal dari Amerika Selatan, kayu brazil atau brezel (C. echinata), juga dimanfaatkan untuk hal yang sama.
Pohon kecil atau perdu, tinggi 4-10 m. Batang dengan tonjolan-tonjolan serupa gigir, dengan banyak duri, pepagannya berwarna cokelat keabu-abuan. Ranting-ranting biasanya dengan duri-duri yang melengkung ke bawah; jarang tak berduri. Ranting muda dan kuncup berambut halus kecokelatan.
Daun majemuk menyirip ganda, dengan daun penumpu 3-4 mm, lekas gugur. Tulang daun utama sepanjang 25-40 cm; dengan 9-14 pasang tulang daun samping. Anak daun sebanyak 10—20 pasang di tiap tulang daun samping, berhadapan, duduk atau hampur duduk, bentuk lonjong, 10-25 × 3-11 mm, dengan pangkal rompang miring, dan ujung melekuk atau membundar, bertepi rata, lokos atau berambut pendek jarang-jarang. Perbungaan dalam malai di ujung batang atau di ketiak atas, panjang 10-40 cm; daun pelindung 5-12 × 2-5 mm, berambut, lekas rontok; tangkai bunga (pedicels) sepanjang 15-20 mm. Bunga kuning, berbilangan-5; kelopak gundul, taju kelopak 7-10 × 4 mm; mahkota berambut balig, 9-11,5 × 6-10 mm, yang teratas berukuran paling kecil, berkuku lk. 5 mm; tangkai sari lk. 15 mm, putik lk. 18 mm. Buah polong bentuk lonjong atau jorong senjang (asimetris), 6-10 × 3-4 cm, ujung seperti paruh, berisi 2-4 biji, hijau kekuningan menjadi cokelat kemerahan jika masak. Biji bulat panjang (elipsoida), 15-18 mm × 8-11 mm, cokelat hitam.
Agihan dan ekologi
Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti; akan tetapi ada pula yang memperkirakan bahwa secang berasal dari wilayah sekitar India tengah, ke timur hingga Cina selatan, dan ke selatan hingga Semenanjung Malaya. Di kawasan Asia Tenggara dan Nusantara, tumbuhan ini telah lama dibudidayakan orang, bahkan sebagiannya telah meliar kembali di alam. Di Afrika tumbuhan ini tercatat didapati di Nigeria, Kongo, Uganda, Tanzania, Reunion, Mauritius, dan Afrika Selatan.Secang kebanyakan tumbuh alami pada lahan-lahan yang berlereng. Tidak tahan terhadap penggenangan, tanaman ini tumbuh pada tanah-tanah yang berliat atau berbatu kapur, atau adakalanya di tanah berpasir dekat sungai.
BIJI SECANG |
MANFAAT:
- Pewarna
- Bahan obat
Brazilin dari kayu secang teruji secara ilmiah bersifat antioksidan, antibakteri, anti-inflamasi, anti-photoaging, hypoglycemic (menurunkan kadar lemak), vasorelaxant (merelaksasi pembuluh darah), hepatoprotective (melindungi hati) dan anti-acne (anti jerawat). Ekstrak kayu secang juga ditengarai berkhasiat anti-tumor, anti-virus, immunostimulant dan lain-lain.
Secara tradisional, potongan-potongan kayu secang biasa digunakan sebagai campuran bahan jamu di Jawa. Di samping itu, kayu secang adalah salah satu bahan pembuatan minuman penyegar khas Yogyakarta selatan (wedang secang dan wedang uwuh).
Batang pohon secang telah lama dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai bahan untuk membuat minuman yang disebut wedang secang. konon, wedang secang memiliki khasiat yang menyehatkan dan dianggap sebagai minuman keraton. Saat ini, parutan kayu secang banyak dijual keemasan dalam minuman atau campuran minuman bersama rempah-rempah lainya untuk meningkatkan stamina dan kesehatan.
Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat didaerah Yogyakarat.
Secang dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti di Aceh disebut seupeueng, Minangkabau (lacang), Jawa dan Sunda (secang) dan berbagai wilayah lainnya yang memiliki julukan masing-masing. Di daerah lainnya seperti Jepang disebut suou dan Inggris (sappanwood).
Tinggi tanamanya bisa mencapai 6 meter dengan batang berbentuk silinder kecoklatan. Kulit kayunya dapat mengeluarkan cairan kemerahan. Secang (caesalpinia sappan L.) berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia.
Daunnya majemuk meyirip gaanda dengan panjang 25-40 cm. Anak daun terdapat 10-20 pasang, berbentuk lonjong dengan dengan panjang 10-25 mm dan lebar 3-11 mm berwarna hijau.
bunga tersusun majemuk berbentuk malai sepanjang 10-40 cm dan terletak diujung batang. Kelopak bunganya berjumlah lima, berwarna hijau. Benang sarinya sepanjang 15 mm dan putik 18 mm. Mahkota bunga berbentuk tabung dan berwarna kuning. Buahnya berbentuk polong dengan panjang 8-10 cm dan lebar 3-4 cm, ujungnya seperti paruh berisi 3-4 biji berwarna hitam. Biji berbentuk bulat panjang 15-18 mm dan lebar 5-7 mm.
Rasa secang sangat sedikit asam dan segar, minuman ini menjadi minuman khas di Yogyakarta. Bahan dasar minuman ini adalah serutan kayu secang yang direbus bersama rempah lainnya seperti cengkih dan kayu manis.
Kandungan Kimia
Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorin.
Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraromaenak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakan untuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Khasiat
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang antara lain penghenti pendarahan, pembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik . Karena tanaman ini mengandung senyawa anti bakteri dan bersifat anti koagulasi atau anti penggumpalan, maka tak heran kalo secang dapat digumakan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. Jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.
Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena ganggu sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecetan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.
- Lain-lain
Perdu secang yang banyak berduri biasa digunakan sebagai tanaman pagar di lahan-lahan hutan jati di Jawa.
BIJI SECANG |
Kontak Pesan Biji/ Benih SECANG SUPER Murah dan Unggul :
Bpk. Prenky Sandro Panjaitan
HP: 081215828378 | PIN 3276F693
Alamat: Perum Pelita no 35 Harjosari - Karanganyar - Jawa Tengah - kode pos 57715
Tidak ada komentar:
Posting Komentar